Apa itu Mumps?
Mumps atau parotitis atau yang dikenal dengan nama gondongan adalah penyakit menular akibat infeksi oleh virus. Penyakit ini biasanya menyerang kelenjar air liur (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik. Mumps bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama yang belum mendapatkan vaksinasi. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara, dan organ-organ lainnya.
Penyebab Mumps
Mumps disebabkan oleh infeksi virus
Paramyxovirus. Virus tersebut masuk ke dalam tubuh manusia kemudian akan menetap, berkembang biak, menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kelenjar parotis.
Gejala Mumps
Tidak semua orang
yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan
sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical).
Namun demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan,
yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut.
Masa tunas
penyakit gondongan sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari. Tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sebagai berikut.
- Pada tahap awal (1-2 hari) penderita gondongan mengalami gejala: demam (suhu badan 38,5-40ÂșC), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).
- Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.
- Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur-angsur mengempis.
- Kadang-kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balig terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran virus melalui aliran darah.
Penularan Mumps
Mumps dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan air liur (droplet), bahan muntah, dan mungkin dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari ke-1 sampai hari ke-14 setelah terjadi pembesaran kelenjar.
Setelah virus memasuki tubuh, virus menyebar melalui aliran darah dan biasanya mempengaruhi kelenjar parotis, meskipun organ lain seperti pankreas, otak, dan testis (pada pria dewasa) juga bisa terinfeksi.
Komplikasi Mumps
Meskipun gondongan pada umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang gejalanya menimbulkan komplikasi. Berikut ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang kurang dini.
- Orkitis: peradangan pada salah satu atau kedua
testis.
- Ovoritis: peradangan pada salah satu atau kedua
indung telur.
- Ensefalitis atau meningitis: peradangan otak
atau selaput otak.
- Pankreatitis: peradangan pada pankreas.
- Peradangan ginjal: menyebabkan penderita
mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak.
- Peradangan sendi: menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.
Diagnosis Mumps
Pemeriksaan Laboratorium Mumps
- complement fixation antibodies (CF)
- hemaglutination inhibitor antibodies (HI)
- virus neutralizing antibodies (NT)
Pengobatan Mumps
Tidak ada pengobatan spesifik yang dapat mengatasi infeksi mumps karena itu adalah infeksi virus. Pengobatan biasanya bersifat simptomatik yaitu mengatasi gejala yang muncul, yaitu:
- Dapat menggunakan obat pereda panas dan nyeri
(antipiretik dan analgesik) misalnya paracetamol dan sejenisnya. Aspirin tidak
boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki risiko terjadinya Sindrom Reye
(pengaruh aspirin pada anak-anak).
- Pada penderita yang mengalami pembengkakan
testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat berbaring di tempat tidur. Jika
terjadi rasa nyeri, dapat dikurangi dengan melakukan kompres es pada area
testis yang membengkak.
Pencegahan Mumps
Individu yang tidak perlu divaksin
adalah mereka yang:
- Sudah mendapatkan dua dosis vaksin MMR setelah usia 12 bulan.
- Sudah mendapatkan satu dosis vaksin MMR setelah usia 12 bulan dan tidak berisiko tinggi terkena campak/gondok.
- Sudah melakukan tes darah dan menunjukkan kebal terhadap campak, gondok, dan rubella.
- Orang yang memiliki alergi berat terhadap antibiotik neomisin atau komponen lain dari vaksin MMR.
- Wanita hamil atau yang berencana hamil empat minggu ke depan.
- Orang dengan sistem kekebalan rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar