Kamis, 21 November 2024

MUMPS (GONDONGAN): KENALI PENYEBAB, GEJALA, & PENGOBATANNYA





Apa itu Mumps?



Mumps atau parotitis atau yang dikenal dengan nama gondongan adalah penyakit menular akibat infeksi oleh virus. Penyakit ini biasanya menyerang kelenjar air liur (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.

Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik. Mumps bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama yang belum mendapatkan vaksinasi. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara, dan organ-organ lainnya.


Penyebab Mumps


Mumps disebabkan oleh infeksi virus Paramyxovirus. Virus tersebut masuk ke dalam tubuh manusia kemudian akan menetap, berkembang biak, menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kelenjar parotis.


Gejala Mumps


Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut.

Masa tunas penyakit gondongan sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari. Tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sebagai berikut.

  • Pada tahap awal (1-2 hari) penderita gondongan mengalami gejala: demam (suhu badan 38,5-40ÂșC), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).
  • Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.
  • Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur-angsur mengempis.
  • Kadang-kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balig terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran virus melalui aliran darah.


Penularan Mumps


Mumps dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan air liur (droplet), bahan muntah, dan mungkin dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari ke-1 sampai hari ke-14 setelah terjadi pembesaran kelenjar. 

Setelah virus memasuki tubuh, virus menyebar melalui aliran darah dan biasanya mempengaruhi kelenjar parotis, meskipun organ lain seperti pankreas, otak, dan testis (pada pria dewasa) juga bisa terinfeksi.

 

Komplikasi Mumps


Meskipun gondongan pada umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang gejalanya menimbulkan komplikasi. Berikut ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang kurang dini.

  • Orkitis: peradangan pada salah satu atau kedua testis.
  • Ovoritis: peradangan pada salah satu atau kedua indung telur.
  • Ensefalitis atau meningitis: peradangan otak atau selaput otak.
  • Pankreatitis: peradangan pada pankreas.
  • Peradangan ginjal: menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak.
  • Peradangan sendi: menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.


Diagnosis Mumps


Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis epidemika pada pemeriksaan fisis, termasuk keterangan adanya kontak dengan penderita penyakit gondong 2-3 minggu sebelumnya. Selain itu adalah dengan tindakan pemeriksaan hasil laboratorium air kencing (urin) dan darah.


Pemeriksaan Laboratorium Mumps


Sekurang-kurangnya ada 3 uji serum (serelogik) untuk membuktikan spesifik mumps antibodies:
  • complement fixation antibodies (CF)
  • hemaglutination inhibitor antibodies (HI)
  • virus neutralizing antibodies (NT)

 

Pengobatan Mumps


Tidak ada pengobatan spesifik yang dapat mengatasi infeksi mumps karena itu adalah infeksi virus. Pengobatan biasanya bersifat simptomatik yaitu mengatasi gejala yang muncul, yaitu:

  • Dapat menggunakan obat pereda panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik) misalnya paracetamol dan sejenisnya. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki risiko terjadinya Sindrom Reye (pengaruh aspirin pada anak-anak).
  • Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat berbaring di tempat tidur. Jika terjadi rasa nyeri, dapat dikurangi dengan melakukan kompres es pada area testis yang membengkak.

 

Pencegahan Mumps


Cara terbaik untuk mencegah penyakit gondongan adalah dengan vaksinasi. Kebanyakan orang memiliki 
kekebalan setelah mereka divaksinasi sepenuhnya. Vaksin yang biasanya diberikan merupakan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) yang melindungi 3 penyakit sekaligus: campak, gondong, dan rubella. Dua dosis vaksin MMR sebelum anak masuk sekolah atau pada usia 12-15 bulan atau 4-6 tahun.

Individu yang tidak perlu divaksin adalah mereka yang:
  • Sudah mendapatkan dua dosis vaksin MMR setelah usia 12 bulan.
  • Sudah mendapatkan satu dosis vaksin MMR setelah usia 12 bulan dan tidak berisiko tinggi terkena campak/gondok.
  • Sudah melakukan tes darah dan menunjukkan kebal terhadap campak, gondok, dan rubella.
  • Orang yang memiliki alergi berat terhadap antibiotik neomisin atau komponen lain dari vaksin MMR.
  • Wanita hamil atau yang berencana hamil empat minggu ke depan.
  • Orang dengan sistem kekebalan rendah.

Vaksin MMR ini sangat aman dan efektif, tetapi ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat vaksin ini seperti demam ringan, ruam, atau nyeri sendi. Walaupun jarang, anak-anak yang mendapatkan vaksin MMR mungkin dapat mengalami kejang yang disebabkan oleh demam, tetapi bukan merupakan masalah jangka panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar